Selasa, 17 April 2012

Karet Komoditi Tradisional

Tanaman karet di Kalimantan Timur merupakan komoditi tradisional yang sudah relatif lama diusahakan sebagai perkebunan rakyat, namun karena pengaruh harga yang berfluktuasi sangat tajam usaha perkaretan beberapa waktu yang lalu sempat ditinggalkan oleh petani perkebunan dan beralih kepada usaha lain yang dianggap lebih menguntungkan.
Namun seiring dengan semakin membaiknya harga karet di pasaran. komoditi karet kembali banyak diusahakan oleh masyarakat di beberapa tempat. Saat ini komoditi karet dianggap sebagai sumber mata pencaharian utama masyarakat di daerah tersebut. 

Luas areal pertanaman karet saat ini tercatat seluas 84.367 Ha. Areal tersebut terdiri dari areal perkebunan rakyat 77.076 Ha, perkebunan besar negara sebesar 700 Ha dan perkebunan besar swasta 6.591 Ha dengan produksi seluruhnya berjumlah 57.793 ton lumb. 

Produk tersebut pada umumnya dipasarkan ke Banjarmasin untuk kebutuhan pabrik Crumb Rubber. Pusat pertanaman karet terbesar berada di Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Melak dan Barong Tongkok) yang dikembangkan oleh petani pekebun melalui proyek TCSSP bantuan dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB). 

Produk tersebut pada umumnya dipasarkan ke Banjarmasin untuk kebutuhan pabrik Crumb Rubber. Pusat pertanaman karet terbesar berada di Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Melak dan Barong Tongkok) yang dikembangkan oleh petani pekebun melalui proyek TCSSP bantuan dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB). 

Areal penanaman karet lainnya yang cukup luas berada di Kecamatan Palaran dan Samarinda Ilir (Kota Samarinda), Kecamatan Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara (Kota Balikpapan), Kecamatan Segah dan Talisayan (Kabupaten Berau), Kecamatan Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), Kecamatan Kota Bangun, Marang Kayu, Samboja dan Muara Badak (Kecamatan Kutai Kartanegara). 

Selain itu juga terdapat kebun plasma milik petani pekebun di Kecamatan Long Kali (Kabupaten Paser) dan di Kecamatan Marang Kayu (Kabupaten Kutai Kartanegara) yang kedua - duanya merupakan binaan dari PTPN XIII. Perkebunan Karet milik perkebunan besar swasta terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara milik PT. Majapahit Agroindustri Corp Ltd dan di Kabupaten Kutai Kartanegara milik PT. Hasfarm Product. 

Peluang Industri Produk Karet
 
Hasil utama dari pohon karet adalah lateks yang dapat diperdagangkan oleh masyarakat berupa lateks segar,slab/koagulasi maupun sit asap/ sit angin. Selanjutnya produk tersebut sebagai bahan baku pabrik Crumb Rubber/Karet Remah yang menghasilkan bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti ban, sepatu karet, sarung tangan dan lain - lain. 

Pada tahun ini Pemkab Malinau (Kaltim) telah memprogramkan pembuatan kebun entres karet di Kecamatan Malinau Marat, tepatnya di Desa Kuala Lapang. Kebun entres ini sekitar 2 hektare dan akan dikelola langsung Dinas Perkebunan. Demikian disampaikan Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Malinau Lawing Liban. 

Mantan Sekretaris Disbun Malinau ini mengatakan, kebun entres ini sebagai upaya menyiapkan bibit unggul untuk masyarakat. Di kebun entres karet ini, Disbun akan melakukan okulasi sebagai upaya pengembangan bibit karet dengan cara menempel mata tunas baru dari bibit unggul. Yakni dari bibit pohon karet yang memiliki banyak getahnya. 

Dalam pengelolaan kebun entres karet itu, Disbun akan menempatkan petugas khusus yang melakukan okulasi (penempelan mata tunas karet baru). Petugas itu dari pusat penelitian karet Getas, dari Salatiga, Jawa Tengah. Semua bibit karet katanya, disiapkan untuk kemudian diserahkan kepada sejumlah penangkar. 

Harga 
 
Sementara itu harga bahan olah karet pabrik kualitas 90 persen tercatat Rp30.782 per kilogram, turun dibanding pekan sebelumnya Rp31.082 per kg. harga bahan olah karet (bokar) kualitas 90 persen dalam sepekan terakhir belum stabil, karena pengaruh pasaran di luar negeri. 

Berdasarkan data di Gapkindo setempat harga bokar kualitas 90 persen pada 2 April Rp31.058, selanjutnya 4 April naik menjadi Rp31.082 per kg dan terakhir hingga saat ini turun menjadi Rp30.782 per kg. Dikemukakannya, berdasarkan data selama sepekan tersebut harga bokar pabrik di tingkat pengusaha industri pengolahan anggota Gapkindo Sumsel, ternyata tidak stabil selalu terjadi perubahan. 

Hingga saat ini harga masih tetap berpatokan dengan pasaran di luar negeri, karena sebagian besar hasil karet dari provinsi itu diekspor. Karet Kaltim yang diekspor rata-rata per bulan mencapai sekitar 60 ribu hingga 70 ribu ton. Sementara hasil karet petani selama ini selain dibeli langsung oleh pedagang pengumpul, juga sebagian daerah ada yang menjual melalui lelang koperasi unit desa, setelah itu baru dipasok ke perusahaan anggota Gapkindo. 

Secara keseluruhan nilai ekspor Sumsel pada Januari 2012 mengalami peningkatan sebesar 2,07 persen dibanding Desember 2011, yakni dari 308,77 juta dolar Amerika Serikat menjadi 315,16 juta dolar AS. Dari total nilai ekspor tersebut terdiri atas minyak dan gas 45,370 juta dolar AS, dan nonmigas 269,789 juta dolar. 

Dikemukakannya, nilai ekspor nonmigas Kaltim pada Januari 2012 masih didominasi komoditi hasil pertanian, terutama karet mencapai 219,52 juta dolar AS, menyusul batu bara 2,83 juta dolar AS dan kayu/produk kayu 1,50 juta dolar AS. 

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More