Senin, 23 April 2012

Harga Karet Kian Meningkat

Harga karet meningkat tertinggi dalam 2 bulan setelah Spanyol menjual surat
utang lebih dari yang ditargetkan dan Dana Moneter Internasional menaikkan
perkiraan ekonomi, mengurangi kekhawatiran permintaan dpat melambat untuk
komdoitas yang digunakan dalam ban.

Harga karet untuk penyerahan September naik 3,2%, terbesar sejak 17 Februari,
menuju 312,3 yen per kilogram atau setara dengan US$3.839 per ton, sebelum
menetap pada 311,9 yen di Tokyo Commodity Exchange.

Kenaikan itu sejalan dengan reli saham Asia setelah IMF meningkatkan proyeksi
pertumbuhan global pada 2012 menjadi 3,5% dari sebelumnya 3,3%. Hal
itu mengurangi kecemasan pasar atas krisis utang Eropa yang menghambat
pemulihan.

Laju harga itu juga terbantu minyak yang diperdagangkan mendekati level
tertinggi 2 minggu, meningkatkan daya tarik karet alam sebagai alternatif untuk
produk sintetis.

“Pasar bereaksi positif terhadap lebih baiknya hasil lelang obligasi Spanyol
daripada yang diharapkan. Selera investor kembali untuk aset berisiko,” kata
Makiko Tsugata, analis perusahaan riset Market Risk Advisory Co,.

Produk berjangka itu juga menguat karena mata uang Jepang melemah terhadap
dolar, membuat kontrak berdenominasi yen lebih menarik bagi investor. Dolar
diburu sebelum data AS yang kemungkinan menunjukkan makin sedikit orang
Amerika mengajukan tunjangan pengangguran.

Di tempat lain, menurut Research Institute of Thailand , harga karet tunai free-
on-board di Negeri Gajah Putih naik 0,2% menjadi 117,85 baht (US$3,83) per
kilogram.

Hujan lebat yang tersebar di seluruh Thailand selatan, daerah produksi utama
negara itu, menyebabkan keterlambatan dalam penyadapan karet dan membatasi
ketersediaan pasokan.

Petani Butuh Wadah Resmi
Petani karet di Bengkulu membutuhkan wadah resmi yang dapat menampung
produknya sehingga lebih mudah dijual langsung ke pedagang besar, lantaran
selama ini petani kerap dikecewakan para tengkulak.

"Kami sudah tidak percaya menjual karet melalui tengkulak atau pedagang
pengumpul karena merugikan petani, terutama masalah jumla timbangan kadang
kala terlalu banyak susutnya," kata seorang petani

Ia mengatakan, para pedagang besar karet di wilayah provinsi tetangga seperti di
Lubuk Linggau dan Kabupaten Musi Rawas, Sumsel seluruhnya sudah memiliki

wadah transaksi.

Bila di Bengkulu sudah ada wadah tersebut, maka petani bisa lepas dari jeratan
pedagang pengumpul dan tengkulak. Petani mengakusetiap menjual karet sepuluh
kilogram dipotong satu kilo gram demikian berikutnya, sehingga bila menjual
dalam jumlah banyak, maka potongannya cukup memberatkan.

Selama ini para pedagang pengumpul langsung membeli ke setiap kebun, dengan
membawa timbangan yang diragukan ukurannya. Namun akibat tidak adanya
alternatif lain terpaksa petani harus menjual pada pedagang tersebut.

Kepala Dinas Perindustria Perdagangan Koperasi/UKM Provinsi Bengkulu Ali
Musramin mengatakan, di Bengkulu mestinya sudah ada wadah transaksi karet
karena kebun masyarakat sudah cukup luas.

Disamping kualitas karet Bengkulu jauh lebih baik dengan karet provinsi tetangga
karena petani karet di Bengkulu sebagian besar dibina oleh petugas kebun inti.
Kebun masyarakat secara perorangan juga belum mengerti akan kecurangan
dalam membuat getah karet asalan tersebut, seperti dicampur tanah, batu dan
lainnya karena mereka murni menggunakan getah karet secara alami.

Sampai saat ini perkumpulan pengusaha karet juga belum ada di Bengkulu,
sehingga informasi akan perkembangan harga karet secara nasional juga sangat
minim," ujarnya.

Pedagang pengumpul karet membeli karet asalan petani hingga saat ini berkisar
antara Rp15.000-Rp16.000 per kilogram, sedangkan harga di provinsi tetangga
rata-rata di atas Rp20.000 per kilogram.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More